"WELCOME TO ADV. PUJA'S BLOG"

Total Tayangan Halaman

Translate

Kamis, 25 Oktober 2012

Pendakian Gunung Rinjani

RINJANI

Mendaki Eksotisme Gunung Rinjani


PERSERIKATAN Bangsa-Bangsa yang bermarkas di New York, menetapkan tahun 2002 sebagai tahun “Ekowisata, Gunung Berapi Internasional, dan Warisan Budaya”. Tema utama yang diusung itu terasa tepat di tengah maraknya kerusakan lingkungan, yang berakibat buruk bagi kehidupan manusia.

Di Indonesia, Presiden Megawati meresponnya dengan Pencanangan Tahun Ekowisata 2002, yang peresmiannya dilaksanakan di Puncak Selo, Kabupaten Boyolali, tepatnya di celah Gunung Merapi-Merbabu. Gerakan nasional ini mencerminkan kepedulian dunia pariwisata terhadap kelestarian lingkungan.
Secara sederhana, ecotourism atau sering disebut ekowisata merupakan sebuah produk pariwisata yang memanfaatkan aset alam dan lingkungan secara arif dan bijaksana. Sehingga kekayaan serta keanekaragaman hayati bisa lestari dan serasi dengan komunitas manusia di sekelilingnya.
Keputusan pemerintah untuk menggalakkan ekowisata di Indonesia adalah sebuah langkah tepat. Hal ini didasari kenyataan bahwa basis kekuatan pariwisata Indonesia sebenarnya terletak pada anugerah kekayaan alam yang terbentang dari Sabang sampai Merauke.
Dengan memiliki 129 gunung berapi atau 13% gunung api di dunia, prospek pengembangan ekowisata di Indonesia bisa dibilang cerah. Sayangnya, hanya sedikit kawasan gunung berapi yang dikelola secara ekowisata yang menghasilkan devisa negara. Selebihnya terbengkalai dan rusak parah akibat kesalahan pengelolaan dan penebangan liar.
Salah satu gunung berapi di Indonesia yang terkenal ke seantero dunia adalah Rinjani. Setiap tahun, tercatat ribuan wisatawan asing dan domestik mendaki gunung berketinggian 3.726 m dpl (dari permukaan laut) ini. Tak pelak lagi, Gunung Rinjani menjadi incaran pencinta petualangan alam bebas.
Terletak di sebelah utara tanah Lombok, Nusa Tenggara Barat, Gunung Rinjani merupakan gunung berapi tertinggi ketiga di Indonesia. Ketinggian puncaknya hanya terkalahkan oleh Pegunungan Jayawijaya di tanah Papua dan Gunung Kerinci yang berada di tanah Sumatera.
Ada beberapa jalur pendakian yang sering dipakai untuk mendaki Gunung Rinjani. Namun bagi petualang yang pertama kali berkunjung ke Lombok, disarankan memilih jalur Sembalun Lawang. Pos awal pendakian di jalur ini relatif murah dan mudah dijangkau dengan transportasi umum.
Dari gerbang pelabuhan laut Lembar, perjalanan menuju terminal bus di Kota Mataram. Di terminal tersedia kendaraan elf jurusan Mataram-Aikmel. Sekira 1 jam perjalanan, sampailah di kawasan Aikmel. Di sini, para petualang disambut kendaraan elf yang langsung menuju pos pendakian Sembalun Lawang.
Selama menempuh perjalanan, kita melewati hutan tropis ditambah atraksi monyet liar di pinggiran jalan. Areal perkebunan kol, cabai dan bawang terbentang luas. Selain itu, tersaji pemandangan ngarai hijau mempesona yang dihuni suku Sasak tradisional, suku asli Pulau Lombok.
Setiba di pos pendakian Sembalun Lawang, para pendaki wajib mendaftarkan diri. Sebelum keberangkatan, petugas jagawana memberikan pesan agar menjaga kebersihan dan menghormati adat istiadat penduduk setempat. Tak lupa diterangkan pula lokasi mata air yang tersembunyi.
Bagi yang membutuhkan, tersedia jasa guide (pemandu) atau porter (tenaga angkut), yang dilengkapi penyewaan peralatan serta perbekalan standar pendakian gunung. Pengelolaan jasa wisata yang melibatkan suku Sasak ini, menerapkan tarif berbeda bagi wisatawan asing dan wisatawan lokal.
Medan pendakian
Tantangan awal yang mesti ditempuh adalah padang sabana yang luas dan berbukit-bukit. Karakteristik alam ini memberikan pengalaman baru bagi petualang yang biasa mendaki pegunungan di tanah Jawa. Biasanya pegunungan di Jawa lebih banyak menyuguhkan hutan homogen dan heterogen.
Tanah tandus berdebu disertai iklim yang menyengat membuat stamina cepat terkuras. Hanya di beberapa tempat terhampar rumut ilalang yang lebat sebagai makanan lezat bagi lembu-lembu gembala. Di tempat tertentu terdapat pos khusus yang bisa digunakan berkemah dengan mata air dan wc darurat.
Sehabis padang sabana, medan perjalanan terasa semakin berat. Tanjakan terjal dengan jurang menganga mulai hadir di antara rimbunan hutan heterogen. Gunung Rinjani bisa dikatakan aman dari ancaman binatang buas. Burung, monyet yang bergelantungan dan ayam hutan yang kerap dijumpai di hutan.
Setelah menempuh perjalanan sekitar 7 jam, sampailah di pelawangan (punggungan gunung) Sembalun Lawang. Lokasi yang ditumbuhi cemara gunung (Casuarina junghuniana) ini merupakan pos pendakian terakhir sebelum menuju puncak.
Pelawangan Sembalun Lawang terletak persis di lereng penyangga Danau Segara Anakan. Walhasil, sembari istirahat, pendaki bisa sepuasnya menyaksikan keeksotisan danau raksasa yang terbentuk secara vulkanik akibat letusan Gunung Rinjani.
Sayangnya cuaca di ketinggian ini sangat mudah berubah. Serangan kabur dingin bisa datang mendadak menggantikan cuaca panas menyengat. Tak jarang angin badai mampu merobek bahkan menerbangkan tenda. Namun, pesona sunrise dan sunset menjadi momen yang tak terlupakan seumur hidup.
Lantas ada dua pilihan: melanjutkan petualangan menuju puncak atau langsung turun ke Danau Segara Anakan. Medan perjalanan menuju puncak berat dan cukup berbahaya. Padang pasir, kawah, dan jurang yang seolah tanpa dasar, akan memaksa berpacunya adrenalin selama 3-5 jam perjalanan.
Sedangkan medan perjalanan menuju Danau Segara Anakan tak kalah menegangkan. Para pendaki harus lincah menuruni lereng cadas dengan kemiringan berkisar 40-80 derajat. Yang patut diperhatikan ialah resiko reruntuhan batuan yang membahayakan jiwa pendaki.
Danau Segara Anakan
Bagi suku Sasak, Danau Segara Anakan dianggap tempat sakral yang harus dijaga kesuciannya. Danau berwarna hijau dan biru itu, digunakan pula sebagai tempat ziarah dan peribadatan umat Hindu, Islam Wettu Telu (sinkretisme Islam-Hindu) serta kepercayaan pada Tuhan Yang Maha Esa.
Maka tak perlu heran, bila mencium asap dupa atau menemukan kembang sesaji di sekitar tepian danau. Selain itu, Suku Sasak sangat menghormati tempat persemayaman Dewi Anjani ini, yang dipercaya sebagai penguasa tertinggi alam gaib Gunung Rinjani ini.
Air danau yang berasa kesat, akibat campuran air tawar dan air belerang ini, diyakini sebagai obat ampuh untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Percaya atau tidak, nyatanya keadaan ini menyebabkan tumbuhnya kearifan budaya lokal untuk menjaga kelestarian lingkungan dan menghindari eksploitasi sumber daya alam.
Terlepas dari semua itu, para pendaki akan merasa dimanjakan alam. Untuk melemaskan otot yang tegang, kita bisa berendam air panas seharian di beberapa kolam belerang alami. Walaupun dijadikan tontonan puluhan monyet liar yang bertaring tajam.
Yang paling mengasyikan, tentunya membakar ikan di pinggir danau. Ikan mas, mujair dan harper yang berukuran besar berkembang biak dengan pesat di danau ini. Bila kurang ahli memancing atau sedang apes, kita bisa membeli ikan dari pemancing lokal yang sering muncul di musim liburan.
Di seberang danau terlihat gundukan bukit pasir yang sering mengeluarkan asap putih ke angkasa. Orang-orang menyebutnya sebagai Gunung Baru. Tak banyak keterangan mengenai gunung pasir yang masih aktif tersebut.

KARAKTERISTIK GUNUNG RINJANI
Hutan di Gunung Rinjani termasuk hutan jenis heterogen dan homogen pada daerah daerah tertentu. Pada ketinggian 1000 – 2000 mdpl dapat kita temui jenis tumbuh–tumbuhan seperti Beringin (Ficus superb), Garu (Dysoxylum sp), Bayur, dan perkebunan penduduk yang ditanami suyur – sayuran seperti kol, cabai, bawang, juga kentang. Pada ketinggian 2000 – 3000 mdpl
vegetasi yang dominan adalah cemara Gunung (Casuarina junghuniana). Pada ketinggian 3000 mdpl ke atas hanya terdapat jenis rumput–rumputan dan bunga abadi (edelweiss). Salah satu keeksotisan Gunung Rinjani adalah Danau Segara Anak yang terbentuk secara vulkanik akibat letusan Gunung Rinjani. Danau ini terletak di ketinggian 2800 mdpl, kaya akan ikan–ikan maupun flora fauna lain. Kekayaan danau ini sering dieksploitasi oleh penduduk setempat dengan mengambil ikan-ikannya. Namun satu yang perlu dicatat disini adalah adanya kearifan lokal penduduk setempat sehingga eksploitasi tidak sampai menimbulkan kerusakan lingkungan. Ikan-ikan yang banyak terdapat di danau ini adalah ikan mas, mujair dan ikan harper. Pada bulan Februari 2005 tim pendaki dari Astacala berhasil menombak ikan mas seberat 3,5 kg. Danau Segara Anak dipercaya oleh masyarakat sekitar mempunyai tuah yang dapat menyembuhkan penyakit, juga untuk pemujaan mendapatkan benda – benda yang sakti. Di dekat Danau Segara Anak terdapat gunung kecil yang disebut Gunung Baru. Jarang orang yang bisa ke puncak Gunung Baru tersebut walaupun menurut informasi sudah ada jalur menuju kesana. Bisa jadi hal ini disebabkan karena Gunung Baru tersebut masih aktif dan mengeluarkan gas. Gunung Rinjani bisa dikatakan aman dari ancaman binatang buas. Burung, monyet yang bergelantungan dan ayam hutan yang kerap dijumpai di hutan. Setelah menempuh perjalanan sekitar 7 jam, sampailah di pelawangan (punggungan gunung) Sembalun Lawang. Lokasi yang ditumbuhi cemara gunung (Casuarina junghuniana) ini merupakan pos pendakian terakhir sebelum menuju puncak. Pelawangan Sembalun Lawang terletak persis di lereng penyangga Danau Segara Anakan. Walhasil, sembari istirahat, pendaki bisa sepuasnya menyaksikan keeksotisan danau raksasa yang terbentuk secara vulkanik akibat letusan Gunung Rinjani. Sayangnya cuaca di ketinggian ini sangat mudah berubah. Serangan kabur dingin bisa datang mendadak menggantikan cuaca panas menyengat. Tak jarang angin badai mampu merobek bahkan menerbangkan tenda. Namun, pesona sunrise dan sunset menjadi momen yang tak terlupakan seumur hidup.
Para pendaki harus lincah memanjat lereng cadas dengan kemiringan berkisar 40-80 derajat. Yang patut diperhatikan ialah resiko reruntuhan batuan yang membahayakan jiwa pendaki.
Para pendaki harus lincah memanjat lereng cadas dengan kemiringan berkisar 40-80 derajat. Yang patut diperhatikan ialah resiko reruntuhan batuan yang membahayakan jiwa pendaki.
DAILY WEATHER FORECAST - MT. RINJANI LOMBOK ISLAND INDONESIA
LocationTemperature
Rinjani Summit (3726M)
5 - 8°C from 02:00-08:00AM
Segara Anak Lake (2000M)
Daytime: 14 - 18°C, Night: 11 - 14°C
Sembalun Crater Rim 2 (2639M)
Daytime: 15 - 20°C, Night: 10 - 12°C
Senaru Crater Rim 1 (2641M)
Daytime: 15 - 22°C, Night: 12 - 15°C
Pos 3 Pada Balong - Sembalun (1800M)
Daytime: 20 - 24°C, Night: 15 - 20°C
Pos 2 Tengengean - Sembalun (1500M)
Daytime: 22 - 26°C, Night: 18 - 22°C
Pos 3 Mondokan Lokak - Senaru (2000M)
Daytime: 20 - 24°C, Night: 15 - 20°C
Pos 2 Montong Satas - Senaru (1500M)
Daytime: 22 - 26°C, Night: 18 - 20°C
Overall Condition
From Pos 2 - Pos 3 Sembalun (East)
Mist from 12:00 - 18:00 PM
From Pos 2 - Pos 3 Senaru (North)
Light mist from 12:00 - 18:00 PM
Overall Visibility
100 - 200M
After 2000M - Up
Weather is clear but windy
From Sembalun Crater Rim to 2900M
Windy
After 3000M - Up to the Summit
Clear

3 Jalur Resmi Mendaki Gunung Rinjani

10/06/2012
Oleh: Aro

Baru-baru ini terdengar kabar santer tentang rencana pembuatan jalur baru yang di gulirkan oleh Pemerintah Kabupaten Lombok. Tujuan mereka mengupayakan hal ini sebagai alternative jalur medan yang lebih pendek sehingga para pengunjung lebih cepat sampai menuju puncak Rinjani.
Terlepas dari apa yang tengah Pemerintah Kabupaten Lombok upayakan dalam membuat jalur alternative, saat ini untuk menuju puncak Rinjani dapat ditempuh lewat 3 pintu masuk, yaitu Senaru, Sembalun dan Torean.
Jalur Sembalun 
Mataram – Sembalun (± 4-5 jam kendaraan umum)
Sembalun Lawang – Puncak Gunung Rinjani (± 7 Jam Jalan Kaki)
Sembalun Lawang – Danau Segara Anak (± 2-3 Jam Jalan Kaki )
Jalur Senaru
Mataram – Senaru (± 3-4 Jam Kendaraan Umum)
Senaru – Danau Segara Anak (± 7-10 Jam Jalan Kaki)
Danau Segara Anak – Pelawangan Sembalun (4 Jam Jalan Kaki )
Pelawangan Sembalun – Puncak Rinjani (2-3 Jam Jalan Kaki)
Jalur Torean 
Mataram – Torean (± 4-5 Jam Kendaraan Umum)
Torean – Danau Segara Anak (± 8-9 Jam Jalan Kaki)
Ketiganya memiliki keunggulan view masing-masing. Namun di kalangan pendaki banyak yang memilih mendaki gunung Rinjani start dari Sembalun kemudian turun ke Senaru. Sementara jalur Torean sangat jarang di gunakan oleh pendaki. Jalur ini biasa di gunakan oleh para peziarah yang melakukan ritual di Segara Anakan.
Berikut penjelasan detail dari ketiga jalur tersebut.
Jalur Senaru (Pintu Utara)
Di antara ketiga pintu masuk, jalur pendakian Senaru merupakan jalur yang paling ramai. Hal ini di sebabkan banyak dari pengunjung terutama wisatawan asing yang hanya ingin menikmati Segara Anak saja tanpa mereka bersusah payah mencapai puncak Rinjani. Jika dari Senaru untuk mencapai Segara Anak lebih cepat ketimbang lewat Sembalun. Apalagi view keindahan pesona alam Rinjani dapat di saksikan dari Pelawangan Senaru.

Selama mendaki lewat jalur Senaru Anda akan di suguhkan hutan primer, sehingga Anda tidak perlu takut terkena terik matahari seperti di jalur Sembalun. Sepanjang perjalanan Anda akan menemukan 3 shelter yang bisa Anda gunakan untuk tempat istirahat maupun camping area.
Setelah sampai di atas Pelawangan Senaru Anda akan di suguhkan pemandangan super cantik dari Rinjani. Tidak heran view dari tempat ini sering di jadikan gambar di kalender maupun perangko.
Rinjani dari Pelawangan Senaru
Untuk memperoleh informasi mengenai pendakian Gunung Rinjani telah disediakan Pusat Pendakian Terpadu (Rinjani Trek Centre) atas kerjasama Balai Taman Nasional Gunung Rinjani dengan NZAID (New Zealand Asistance International Development)
Dari Danau Segara Anak bila Anda ingin melanjutkan perjalan ke puncak Gunung Rnjani Anda harus menuju ke Pelawangan Sembalun terlebih dahulu yang membutuhkan waktu ± 4 Jam.

2. Jalur Sembalun (Pintu Timur)
Jalur Sembalun merupakan jalur primadonanya pendaki gunung. Di jalur ini rutenya tidak terlalu curam, hanya menyusuri setapak yang menembus 
Sunset di Plawangan Sembalun
3. Jalur Torean (Pintu Tengah)
Sepanjang jalur ini, dari Desa Torean menuju kali Tiu ( batas TNGR ) yang merupakan Pos I pendakian dapat dijumpai ladang, padang pengembalaan, perkebunan dan merupakan kawasan Hutan Produksi. Kemiringan 20 - 45% jarak desa Torean dengan batas TNGR ( Pos I ) ± Km 5,00 Km dengan kemiringan ±10 - 30%.

Goa Susu
Jarak dari Pos III Torean menuju ke Plawangan Torean ± 3,50 Km dengan kemiringan ± 30 - 40%, sepanjang perjalanan kita akan berada dalam apitan 2 buah gunung dan kita juga dapat menikmati aliran sungai ( Kokok ) Putih.
Ada yang menarik jika Anda mendaki gunung lewat jalur ini, yaitu pesona dari Goa Susu.


GAMBAR - GAMBAR DAN FOTO PENDAKIAN RINJANI :






































Gambar itu tadi adalah gambar dari pendakianku yang pertama di Gunung Rinjani 26 Juni - 04 Juli tepatnya saat aku brumur 15 tahun. Aku pergi mendaki rinjani bersama team KOPLAG (Komunitas Pecinta Alam Trenggalek). 

Rinjani adalah gunung yang mempunyai nilai keindahan lebih di banding gunung yang lain di Indinesia. Dan untuk para Petualang sejati harus mencobanya.!!!