"WELCOME TO ADV. PUJA'S BLOG"

Total Tayangan Halaman

Translate

Rabu, 28 Maret 2012

Primadona Pendaki Gunung di Indonesia

Primadona Pendaki Gunung di Indonesia (Jawa-Bali-Lombok)

1. Gunung Tambora
Gunung Tambora (Tomboro) 2851 mdpl, adalah gunung berapi aktif yang berdiri tegak di Pulau Sumbawa, yang juga bagian dari kepulauan Nusa Tenggara. Karena bentukan Tambora  oleh Zona Subduksi dibawahnya, sehingga bisa meningkatkan ketinggian puncaknya mencapai  4.300 mdpl, dan dipastikan sebagai salah satu puncak gunung tertinggi di seluruh nusantara  setelah Puncak Jaya (Carstensz Piramid 4884 m dpl), namun ini terjadi sebelum bulan April  1815 sebagai puncak meletusnya gunung Tambora dengan skala letusan mencapai angka tujuh,  sebuah ukuran dengan diskripsi super kolosal menurut Volcanic Explosivity Index (VEI).
Secara administratif Gunung Tambora terletak diantara dua Kabupaten, yaitu Kabupaten  Dompu (sebagian kaki sisi selatan sampai barat laut), dan Kabupaten Bima (bagian lereng sisi  selatan hingga barat laut, dan kaki hingga puncak sisi timur hingga utara) Provinsi Nusa  Tenggara Barat dengan garis koordinat tepatnya pada 8°15′ LS dan 118° BT.
Jika ingin melakukan pendakian ke Gunung Tambora kami sarankan melalui jalur resmi, yaitu jalur yang kedua melewati Dusun Pancasila yang relatif lebih aman dari jalur lainnya,  untuk menuju ke Dusun Pancasila dapat menggunakan kendaraan dari Cabang Banggo (baca:  cabang Mbanggo) Kabupaten Sanggar dengan jarak tempuh kurang lebih dua jam 15 menit. Para  pendaki sebaiknya menginap di basecamp Bapak Lewah, Kepala Dusun Pancasila, atau  menginap di rumah Bapak M Yusuf (babe), seorang guide pendakian Gunung Tambora yang  sangat berpengalaman mengenai seluk-beluk dan sejarahnya Gunung Tambora.
2. Gunung Krakatau
Krakatau (813 mdpl) adalah sebuah kepulauan vulkanik yang masih aktif hingga saat ini. Sejarah letusan yang pernah terjadi pada tahun 1883 tercatat dalam Guinees Book of  Record sebagai ledakan yang paling hebat yang terekam sejarah, dan menurut catatan para  peneliti, bersama ledakan Gunung Tambora (1815), Krakatau mencatatkan Nilai Volcanic  Explosivity Index (VEI) terbesar dalam sejarah modern. Berada di Selat Sunda antara Pulau  Jawa dan Pulau Sumatra, Krakatau sudah menjadi milik dunia karena setidaknya terdapat tiga  judul film yang diciptakan oleh para sineas dunia barat untuk menggambarkan apa yang  sebenarnya terjadi pada Gunung berapi itu.
Secara administratif, pulau bergunung api di Selat Sunda ini sebenarnya masuk dalam wilayah Provinsi Lampung. Sekarang, Anak Krakatau telah mencapai ketinggian 200 meter di  atas permukaan laut dengan diameter 2 km. Untuk mengunjunginya Anda bisa berangkat dari  Pelabuhan Tanjung Priuk dengan naik Jet-Foil atau Kapal Phinisi Nusantara. Jalur kedua adalah  dari Pelabuhan Labuan, Banten. Dari sini Anda dapat menyewa kapal motor atau kapal nelayan  yang berkapasitas antara 5 sampai 20 orang
Jalur ketiga bisa ditempuh melalui Pelabuhan Canti, Kalianda-Lampung. Di pelabuhan ini Anda juga dapat menyewa kapal motor atau kapal nelayan yang akan menempuh Krakatau  melalui P. Sebuku dan P. Sebesi. Pada bulan Juli saat Pemda Provinsi Lampung menggelar  Festival Krakatau, Anda bahkan bisa ikut menyeberang ke pulau itu.
3. Gunung Agung Bali
Gunung Agung (3.142 mdpl), adalah gunung tertinggi di Pulau Bali, terletak diantara Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali. Gunung Agung masih termasuk dalam  jajaran Gunung berapi yang berbentuk stratovolcano, gunung ini memiliki kawah yang lumayan  besar dan dalam yang masih terlihat mengeluarkan asap dan uap air. Letak koordinat persisnya  pada 8° 342′ LS dan 115° 508′ BT
Jalur Pendakian Pura Besakih
Jalur pendakian melalui Pura Besakih adalah jalur umum/normal yang kebanyakan  dipilih oleh para pendaki. Melalui jalur ini anda akan mendapat suguhan pemandangan Gunung  Agung yang mengesankan dari sepanjang perjalanan. Juga akan menyaksikan masyarakat  setempat yang melakukan peribadatan rutin di Pura Besakih, Perjalanan diawali dari Pura Puseh lewat Pura Plawangan ke Pura Telaga mas kemudian  perjalanan dilanjutkan ke Tirta dasar sampai di batas hutan terakhir atau dinamakan Hutan  Pengubengan. Melewati kompleks Pura, jalanan tertata rapi, kemudian kita memasuki kawasan  hutan yang agak landai sekitar 1/2 jam, selebihnya jalur terus menanjak.
4. Gunung Rinjani
 Gunung Rinjani (3.726 mdpl), adalah gunung berapi tertinggi kedua di Indonesia,
dipuncaknya memiliki kaldera besar dengan tebing-tebing batu tinggi beralaskan danau hijau  Segara Anak (2.010 mdpl) dan disalah satu tepinya dihiasi serakan-serakan onggokan lava  membeku yang mengelilingi gunung yang baru muncul Gunung Baru Jari (2.376 mdpl).
Dikatakan oleh para pendaki sebelumnya bahwa pendakian di Gunung Rinjani adalah the five  star trekking (pendakian bintang lima), isyarat dan ajakan dari mereka yang pernah mencapai  Rinjani, jika sebuah hotel maka ia adalah kelas paling tinggi, bintang lima.  Saat ini ada tiga  jalur resmi pendakian menuju puncak Gunung Rinjani, tentu saja ketiganya memiliki keunikan  dan karakteristik yang berbeda dan menggunakannya akan ditentukan oleh tujuan pendakian  yang akan dilakukan. Ada 3 jalur yang dapat dilalui:
  • Jalur Senaru (Utara)

  • Jalur Sembalun (Timur)

  • Jalur Timbanuh (Selatan)
 

5. Gunung Slamet
Gunung Slamet (3,432 ) adalah gunung tertinggi di Jawa setelah Gunung Semeru di
Jawa Timur, berbentuk kerucut/Strato serta memiliki kawah yang masih aktif dan luas. Letusan  besar terakhir terjadi pada tanggal 13 juli 1988, yang menimbulkan lidah api dan semburan  lava pijar setinggi 300 meter. Gunung Slamet terletak di perbatasan Kabupaten Purbalingga,  Banjarnegara, Banyumas, dan Brebes. Dengan posisi geografis 7°14,30′ LS dan 109°12,30′ BT.
Hutan di kawasan Gunung Slamet, sebagian terdiri dari hutan alam, hutan alam produksi dan  hutan produksi yang dikelola oleh PERHUTANI KPH Pekalongan Barat dan KPH Banyumas Timur.  Pendakian ke Gunung Slamet cukup berbahaya, karena hutannya masih lebat dan jarang didaki,  selama tahun 1975 – 1994 tercatat 17 orang meninggal di gunung ini, 10 orang diantaranya  meninggal karena hujan salju pada bulan Februari 1992. Suhu dipuncak Gunung Slamet  seringkali mencapai 0°C, karenanya kita harus menyiapkan fisik, logistik dan perlengkapan  untuk mendaki gunung ini.
Untuk mencapai puncak Gunung Slamet, kita bisa melalui beberapa jalur: dari Utara via Gambuhan-Jurangmangu, dari Selatan via Baturaden-Gunung Malang, dan Timur via Bobotsari – Bambangan. Jalur yang paling dekat dan lebih aman, adalah dari Bambangan dan Jurangmangu,  yang merupakan jalur yang dianjurkan, sedangkan jalur Baturaden sebaiknya dihindari karena  banyak ditumbuhi rumput-rumput liar dan medannya terjal serta berbahaya.
6. Gunung Ciremai
Gunung Ciremai (3.078 mdpl) merupakan gunung berapi yang masih aktif dan bertipe Strato. Secara administratif termasuk dalam wilayah tiga kabupaten, yakni Kabupaten Cirebon,  Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Majalengka, Provinsi Jawa Barat. Kini G. Ceremai termasuk  ke dalam kawasan Taman Nasional Gunung Ceremai (TNGC), yang memiliki luas total sekitar  15.000 hektare. Gunung Ciremai memiliki dua kawah utama, Kawah barat dan Kawah Timur,  serta kawah letusan kecil Gua Walet. Posisi geografis puncaknya terletak pada 6° 53′ 30″ LS dan  108° 24′ 00″ BT.
Gunung Ciremai merupakan gunung tertinggi di Jawa Barat, dapat didaki dari arah  timur melalui Linggarjati (580 m.dpl), dari arah selatan melalui Palutungan (1.227 m.dpl) dan  dari arah barat melalui Maja (lewat Apui dan lewat Argalingga). Jalur Linggarjati dan jalur  Palutungan adalah jalur yang paling banyak dilalui, dan merupakan jalur yang dianjurkan oleh  pihak PERHUTANI pengelola kawasan hutan di sekitar Gunung Ciremai.Desa Linggarjati  merupakan gerbang utama pendakian ke Gunung Ciremai. Untuk mencapainya, dari terminal  Cirebon atau dari Jakarta, kita naik bus jurusan Kuningan dan turun di Terminal Cilimus atau di  pertigaan menuju pusat Desa Linggarjati, dan meneruskan perjalanan ke Desa Linggarjati  dengan minibus.

7. Gunung Kelud
Gunung Kelud (1113,9 mdpl) merupakan salah satu gunung api yang aktif yang terletak di Jawa Timur tepatnya di Kabupaten Kediri, dengan ketinggian 1.791 meter dari permukaan  laut. Gunung Kelud termasuk Gunung Api tipe strato dengan danau kawah yang tingginya  1113,9 meter. Gunung ini tercatat pernah meletus sebanyak 24 kali.
8. Gunung Merbabu
Gunung Merbabu (3.142 m dpl), merupakan gunung yang tergolong dalam gunung api tua yang terletak bersebelahan dengan Gunung Merapi yang merupakan salah satu gunung api  aktif. Gunung Merbabu mempunyai banyak puncak-puncak bayangan (bukan puncak asli).
Karena banyaknya puncak ini seringkali para pendaki mengeluh dan jenuh tapi justru hal inilah  yang menjadikan gunung ini menantang untuk di daki.
Puncak Gunung Merbabu terdiri atas dua puncak yaitu Puncak Sarip yang terletak pada ketinggian 3.120 m dpl dan Puncak Kenteng Songo dengan ketinggian 3.142 m dpl. Kedua  puncak ini mempunyai panorama alam yang berbeda.
Untuk menuju ke puncak Gunung Merbabu ada 2 (dua) jalur utama; lewat Selo/Boyolali dan lewat Tekelan/Kopeng. Kedua jalur mempunyai medan perjalanan yang berbeda. Kalau  kita lewat Selo jaraknya lebih jauh tapi mempunyai panorama yang indah. Pohon – pohon pinus  di sepanjang jalan terasa menciptakan kenyamanan selama perjalanan dan bisa memandang  lereng Gunung Merapi lebih dekat.
Perjalanan lewat Tekelan/Kopeng jalurnya lebih landai tetapi karena erosi oleh aliran air hujan menyebabkan rute penjalanan menjadi dua yaitu jalur lama dan jalur baru
9. Gunung Sumbing
Gunung Sumbing merupakan gunung bertipe strato (kerucut), dengan ketinggian 3.371 m dpl.
Gunung ini terletak di kawasan kabupaten Wonosobo, tepatnya di daerah
Temanggung,  Jawa Tengah. Kondisi puncaknya terdiri atas tebing batu cadas yang menjulang tinggi dan  disekitarnya banyak dijumpai kawah – kawah kecil yang mengeluarkan asap belerang. Puncak  Gunung Sumbing terdiri atas dua puncak, Puncak Buntu, dengan ketinggian 3.362 m dpl dan  puncak Kawah, dengan ketinggian 3.372 m dpl.
Untuk mencapai puncak Gunung Sumbing terdapat satu jalur utama yaitu lewat Kampung Butuh, Desa Garung, Wonosobo. Desa Garung merupakan desa yang terletak di kaki  sebelah kanan Gunung Sumbing dan sebelah kiri lereng Gunung Sindoro.
10. Gunung Merapi
Gunung Merapi (2.968 m.dpl) adalah salah satu gunung api yang mempunyai daya rusak yang tinggi dan paling aktif diantara 75 gunung api yang terletak di Indonesia serta merupakan  gunung terganas di dunia. Salah satu ciri khas dari Gunung Merapi adalah pada saat terjadi  letusan menghasilkan awan panas (glowing avalanches), yang oleh penduduk setempat disebut  Wedus Gembel (sejenis kambing Jawa), awan panas ini mempunyai suhu sekitar 1.000 °C yang  turun berbentuk bulatan keriting mirip kambing
Untuk mencapai puncak Gunung Merapi kita bisa melewati dua jalur utama, lewat Kinaharjo/Kaliurang dan lewat Selo/Boyolali. Namun menurut pendaki nekat melalui blognya tidak ada perubahan rute merapi setelah terjadinya letusan Senin (1/11/2010). Ppara pendaki nekat walo sudah ada larangan mengatakan tetap menggunakan jalur lama..walo tanah dan medan rute yang dilalui sangat genting dan labil..perubahan terjadi yang sangat berarti adanya kawah dan jurang curam akibat erupsi,
kawah mati sebelum letusan 2010 masih ada tebing bebatuan yg mengelilingi
namun setelah kawah setelah letusan 2010, tak ada lagi tebing batuan yg mengelilingi kawah mati lama di sisi utara-selatan, jarak barat-timur juga menjauh
10. Gunung Sundoro
Gunung Sundoro – 3.136 m.dpl, setidaknya ada tiga nama yang dikenal baik oleh masyarakat, Sindoro, Sundoro atau Sendoro. Adalah termasuk dalam jajaran gunung berapi  yang mempunyai bentuk kerucut dengan tipe Strato. Dari kejauhan nampak seperti dua saudara  kembar antara Sundoro dan Sumbing, berdiri kokoh di batas Kabupaten Temanggung sebelah  barat dan sebelah timur kota Wonosobo. Diantara keduanya, dipisahkan oleh pelana Kledung  (1.405 m.dpl) yang melintasi jalan raya, menghubungkan Wonosobo dengan kota Magelang.
Gunung Sundoro mempunyai Koordinat/ Geografi pada 7° 18′LS dan 109° 59.5′ BT dan memiliki  areal Kawasan Hutan cukup luas yang di kelola oleh PERHUTANI Wonosobo (772 m.dpl) dan  Temanggung.
Gunung api ini mudah dicapai dari segala jurusan, dari sebelah timur dari Magelang,
dari sebelah barat dari Banjarnegara, dari arah utara  dari Candiroto atau Melayu, sedangkan  dari arah selatan dari Purworejo.  Untuk mendaki gunung Sundoro terdapat dua jalur umum  yang biasanya dipergunakan, yaitu; lewat Desa Kledung dan lewat Desa Sigedang (Tambi).
11. Gunung Semeru
Mahameru, adalah sebutan terkenal dari puncak Gunung Semeru dengan ketinggian ± 3.676 meter diatas permukaan laut (mdpl), menempatkan diri sebagai gunung tertinggi di Pulau  Jawa. Gunung Semeru termasuk salah satu dari gunung berapi yang masih aktif di Jawa Timur,  terletak diantara wilayah Administrasi Kabupaten Malang dan Lumajang dengan posisi geografis  antara 7°51’ – 8°11’ Lintang Selatan, 112°47’ – 113°10’ Bujur Timur.
Pada bulan-bulan libur sekolah, pendakian menuju Gunung Semeru bakal rame. Ranu Kumbolo  yang menjadi favorit para pendaki dan sekaligus sebagai camp sementara untuk istirahat  sebelum menuju puncak akan berubah menjadi perkampungan baru para pendaki dari berbagai  penjuru. Untuk Menuju daerah awal pedakian kita bisa mengunakan dua jalur yaitu dari arah  Senduro – Lumajang dan Tumpang-Malang.
Pada bulan maret hinga april 2011 terjadi letusan dan aktivitas vulkanik semeru. Hingga kini pendakian menuju semeru pun ditutup.
12. Gunung Gede dan Gunung Pangrango
Gunung Gede (2.958 m.dpl) dan Gunung Pangrango (3.019 m.dpl) adalah icon utama bagi masyarakat Jawa Barat, asal bicara tentang aktifitas kegiatan camping dan naik gunung,  sering kali yang ditawarkan adalah pendakian di Gunung Gede dan Gunung Pangrango, yang  dapat di lalui dari Desa Gunung Putri dan Cibodas. Puncak-puncaknya akan nampak jelas  terlihat dari Cibodas, Cianjur dan Sukabumi, Gunung Pangrango yang mempunyai jenis puncak  runcing, dan Gunung Gede puncaknya berbentuk kubah. Kedua gunung ini termasuk dalam  wilayah pengelolaan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGP), yang berdiri pada  tanggal 6 Maret 1980 untuk mengelola areal seluas 15.196 ha.
Gunung Pangrango (3.019 m.dpl) merupakan gunung api yang sudah tidak aktif lagi,  sementara Gunung Gede (2.958 m.dpl) tergolong Gunung Api dengan jenis Stratovolcano.
Berikut data Gunung Gede menurut Smithsonian Institute dengan Global Volcano Programnya:
Ada 3 jalur yang digunakan untuk menempuh gunung ini:
 Jalur Cibodas
 Jalur Gunung Putri (Cianjur)
 Jalur Selabintana (Sukabumi)
13. Gunung Argopuro
Gunung Argopuro atau Argopura (3.088 m.dpl), termasuk jenis gunung yang mempunyai banyak puncak, terdapat ± 14 puncak di jajaran Pegunungan Iyang. Terletak di  Kabupaten Probolinggo Jawa Timur dan berada dalam pengawasan Sub BKSDA (Balai Konservasi  Sumber Daya Alam) wilayah Jember. Gunung Argopuro merupakan gunung yang mempunyai  jalur pendakian terpanjang diantara jalur gunung-gunung di Pulau Jawa lainnya. Memiliki  peninggalan bersejarah dari Zaman Prasejarah hingga masa pendudukan Jepang.
Jalur Pendakian
Jalur pendakian menuju Gunung Argopuro terdapat 2 jalur utama yang umum dipakai oleh para pendaki, yang pertama adalah lewat Baderan, Besuki atau lewat Desa Bremi,  Probolinggo. Tapi umumnya para pendaki menggunakan Jalur Bremi, Probolinggo menuju  Baderan Situbondo. Beberapa alasan adalah jalur tersebut lebih dekat menuju puncak, juga  jika sekalian ingin melakukan pendakian Rally di sejumlah gunung-gunung yang berdekatan,  biasa disebut Gorajen (Argopuro, Raung dan Ijen).
Gunung Penanggungan 1.653 m dpl, terletak di perbatasan Pasuruan dan Mojokerto.
Jika anda melakukan perjalanan darat dari Surabaya menuju Malang, selepas keluar dari Jalan  Tol Gempol, akan terlihat sosok Gunung Penanggungan dengan kondisi puncaknya yang tandus,  terlihat seperti sosok Mahameru (puncak Gunung Semeru), sebagian menandainya sebagai  miniatur Mahameru.Untuk mencapai puncak Gunung Penanggungan terdapat 4 (empat) arah  pendakian yaitu via Trawas, Jolotundo, Ngoro dan via Pandaan. Bagi pendaki yang memilih  start dari Desa Jolotundo dan Ngoro, di sepanjang jalan akan melewati candi-candi peninggalan  purbakala. Yang memilih start dari Desa Trawas dan Pandaan hampir tidak menjumpai  peninggalan purbakala.
14. Gunung Raung
Gunung Raung 3.332 (m dpl), berada dalam jajaran Pegunungan Ijen dan termasuk sebagai gunung berapi yang masih aktif dengan tipe stratovolcano, mempunyai kaldera di  puncaknya yang berbentuk lingkaran (circular), Kaldera Gunung Raung mempunya dimensi  luasan sekitar 750 m x 2,250 m dan masih selalu mengeluarkan asap dan semburan api.
Tercatat sejak tahun 1593 telah mengalami letusan sebanyak 57 kali.
Jalur Pendakian
Untuk mencapai puncak Gunung Raung, Jalur dari arah Bondowoso-Sumber Wringin adalah jalur paling sering digunakan sebagai jalur pendakian, sedangkan jalur dari arah  Banyuwangi-Bajulmati yang jarang dilalui karena medan pendakian yang cenderung menanjak  dan curam. Dari arah Bondowoso kita menuju ke Wonosari dengan minibus lalu kita teruskan  menuju ke desa Sukosari . Dari desa Sukasari kita teruskan ke desa Sumber Wringin dengan naik  kendaraan angkutan pedesaan. Perjalanan membutuhkan waktu 1,5 jam.
15. Gunung Lawu
Gunung Lawu (3.265 m) berdiri kokoh diperbatasan antara Jawa Tengah dan Jawa Timur, banyak menyimpan sejuta misteri dan legenda. Dalam legenda Gunung Lawu dipercayai  sebagai tempat bertapanya Raden Brawijaya atau dikenal dengan Sunan Lawu setelah  mengundurkan diri dari kerajaan Majapahit, dan beliau dipercaya sebagai penguasa seluruh  makhluk yang ada di Gunung Lawu.
Desa Cemoro Sewu maupun dukuh Cemoro kandang yang hanya berjarak sekitar 1 kilometer  merupakan gerbang pendakian ke puncak Lawu atau lebih dikenal dengan nama Argo Dumilah,  letaknya berada tidak jauh dari kota dan dilintasi oleh jalan raya tertinggi di pulau Jawa yaitu  sekitar 1.878 meter dari permukaan air laut. Karena letaknya yang mudah dijangkau, Gunung  Lawu ini banyak dikunjungi pendaki pada Minggu dan hari-hari libur

1 komentar:

  1. Kenapa urutan no. 1 g. Tambora.?? Padahal itu merupakan gunung yg jarang di daki oleh para pendaki..

    BalasHapus